Wednesday, February 22, 2012

Lokasi Penusukan jarum akupuntur berdasarkan catatan”Nei Cing”


Dalam Buku “Huang Ti Nai Cing” terungkup mengenai cara penusukan sangatlah banyak, tetapi yang digunakan hanya beberapa saja. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahuinya:

 
A.   9  Penusukan.

1Penusukan Su, adalah penusukan kombinasi titikYang dari Zang dan titik Shu belakang dari Zang bersangkutan untuk mengobati gangguan organ dalam.

2.    Penusukan Jarak jauh, adalah pengubatan dengan mengambil titik jauh dari tubuh. Biasanya digunakan titik He dan hal ini digunakan untuk gangguan organ Fu , perlu diingat bahawa titik He 3 meridian Yang tangan dan 3 meridian Yang Kaki  semua berada di kaki, ertinya seluruh titik He organ Fu berada di bawah.

3.    Penusukan Meridian, adalah untuk mengubati kemacetan, hambatan atau sumbatan Qi di meridian sehingga pejalannya tidak lancar dan titik Su meridian bersangkutan.

4.  Penusukan Luo, adalah menusuk titik Luo yang ada di permukaan kulit dan digunakan untuk gangguan penyakit dalam Luo sehingga Qi Xie akan menjadi lancar dan teratur kembali. Titik yang digunakan adalah titik Luo kecil dengan pembuluh darah penuh pada kulit, di tusuk dan dikeluarkan darah, ini yang dimaksud dengan pengobatan penyakit Luo.

5.    Penusukan Antara (Fe Ce), adalah penusukan di antara otot-otot dengan penusukan dalam dan digunakan untuk gangguan didalam otot.

6.    Penusukan Da Xie, adalah penusukan untuk mengeluarkan darah dan nanah.

7.    Penusukan Bulu (Mao Ce), digunakan untuk mengubati  penyakit yang ada dikulit dan terjadi penyumbantan pori-pori akibatnya Qi Xie tidak teratur dan timbul rasa gatal, parethesia dan jarum yang digunakan adalah jarum kulit (Mei Hoa Cen-sevan Star).

8.    Penusukan Besar, adalah penusukan pada daerah yang berlawanan dengan tempat yang sakit, ke 14 meredian utama memiliki titik pertemuan yang bererti Qi Xie meridian kiri atau kanan saling berhubungan sehingga bila dilakukan penusukan sebelah kiri atau kanan akan saling mempengaruhi, penusukan ini digunakan untuk gangguan meridian.

9.    Penusukan Cui, adalah penusukan dengan terlebih membakar hujung jarum hingga merah  kemudian tusukan hingga ke tulang, ini digunakan untuk mengobati sindrom Pi jenis dingin dalam tulang (rheumatic).
 
A.   12 Penusukan.

1.    Penusukan Sejodoh, adalah penusukan di daerah nyeri tekan di tubuh bagian depan dan belakang bersamaan.

2.  Penusukan Berulang (Pao ce), adalah penusukan dengan pengulanggan manipulasi (rangsangan) dan lazim digunakan pada sindrom Pi (rheumatic) dengan nyeri yang tidak menentu tempatnya kadang dibawah kadang diatas (bergerak). Caranya: jarum di tusukan dalam-dalam dan tinggal jarum, kemudian lakukan pengurutan atau penekanan pada meridian yang bersangkutan  ke atas atau ke bawah mengikuti aliran meridian lalu jarum di cabut dan tusukan kembali secara berulang-ulang.  

3.    Penusukan Hui (Hui Ce), adalah menusuk dan setelah jarum masuk kemudian tarik mundur tapi tidak sampai tercabut. Kemudian tusuk kembali berulang-ulang . Hui disini bererti besar, Jadi tujuan ini agar di dapat rangsangan  besar, jadi tujuan teknik ini agar  mendapat rangsangan besar dan cara ini dilakukan untu kes/kasus  kejang-kejang otot/krem/simpulbiawak.

4.   Penusukan bersama. Adalah penusukan menggunakan 3 jarum yang ditusukan secara bersama/serentak ( satu ditengah dan lainnya kiri dan kanan). Cara ini digunakan untuk sindrom Pi (rheumatic) dengan factor dingin yang melebar.  

5.   Penusukan penyebar, adalah penusukan satu jarum dan diikuti 4 jarum lainnya mengelilinginya tetapi tusukan tidak terlalu dalam, ini untuk factor dingin yang melebar

6.    Penusukan Jarum Tegak. Dilakukan dengan cara mengkerutkan (mencubit) kulit lalu ditusuk tegak/lurus, hal ini digunakan untuk mengatasi factor  dingin yang relativenya dangkal/cetek.

7  Penusukan Shu, adalah penusukan tegak lurus kedalam dengan tingal jarum untuk mendapatkan pelemahan, cara ini digunakan pada sindrom Pi pada tulang.

8.    Penusukan pendek, adalah penusukan dengan jangka relative singkat dan cepat. Ini dilakukan dengan sedikit digoyang-goyang dan masukan hingga ke dekat tulang, cabut masukan lagi, cabut-tusuk berulang-ulang , cara ini digunakan pada sindrom Pi pada tulang.

9.  Penusukan mengambang (Feu Ce), menusukan jarum arah miring/senget dan setelah sampai ke otot berhenti (tidak terlalu dalam) hal ini dilakukan untuk kes/kasus kejang/kerem/simpol biawak kerana factor dingin.

10. Penusukan Yin, digunakan untuk yin beku atau titik yang diambil  titik Tai Xi (Ki.3) kanan kiri cara bersama.

11. Penusukan Pang cen, adalah penusukan yang dilakukan pada meridian dan dan satu pada titik  Luo nya untuk pelancaran, pengurangan kelebihan Qi  atau melemahkan penyebab penyakit, cara ini sering digunakan pada sindrom Pi pada meridian dengan penyebab penyakit telah lama ada.

12.Penusukan Menembus, adalah penusukan lurus kedalam tapi tidak terlalau dalam lalau cabut kembali dan lakukan secara berulang, ini digunakan untuk mengeluarkan darah dan nanah.

 
5 Penusukan.

Cara penusukan ini ditujukan khusus pada penusukan kulit, nadi, tendon, otot dan tulang denganlangsung berpengaruh pada penguasa organ tersebut iaitu Paru-paru, Jatung, Limpa, Hati, dan Ginjal .

1.Penusukan setengah, adalah penusukan dangkaldan cabut cepat seperti mencabut bulu di badan, jarum tidak sampai ke otot. Ini untuk merangsang Qi kulit yang  yang secara otamatis akan merangsang paru-paru.

2.Penusukan Bercak tutul. merupakan penusukan dengan menggunakan jarum banyak pada daerah kanan-kiri, depan-belakang dan mengenai pembuluh darah  sehingga bekasnya akan menimbulkan bercak-bercak merah (darah keluar). Cara ini akan  menimbulkan rangsangan  pada organ jantung sebagai penguasa pembuluh darah.  

3. Penusukan Kuan, merupakan penusukan pada sekitar sendi-sendi  alat gerak, untuk merangsang tendon  dan mempengaruhi  organ hati.

4.Penusukan He Ku (Pertemuan Otot), ertinya menusuk diantara otot-otot  dan penusukannya  dalam untuk dapat merangsang  organ limpa.

5.Penusukan , merupakan penusukan tegak lurus langsung ke dekat tulang pada kes/kasus rheumatic, hal ini akan merangsang organ Ginjal.
 
MENGAHADAPI KONDISI NEGATIVE SAAT PENUSUKAN:

1.    Kolap/Pengsan dengan gejala:

Subjektif        :Merasa dingin, kaki tangan terasa dingin, pusing/pening, vertigo, mual/lemas, keluar keringat/peluh dingin.

Objektif          :Kelihatan pucat, keluar keringat/peluh dingin , kaki tangan dingin, lemas dan pengsan.

Penyebab     :Pesakit/pesien dalam keadaan takut atau tegang.
                        :Pesakit dalam keadaan kelelahan/kepenatan, tubuh terlampau lemah, terlalu lama menunggu atau menderita penyakit yang sungguh berat.
                        :Terlampau lapar atau kenyang.
                        :Baru saja coitus (berhubung sex)
                        :Baru selesai kerja berat/keras atau berjalan jauh belum istirehat.
                        :Rangsangan jarum terlalau keras.
Tindakan:

Perawat tetap tenang, cabut semua jarum, pesakit/pasien ditidur/baringkan mendatar dengan kepala lebih rendah dari kaki, pakaian yang dilonggarkan, usahakan aliran udara segar dan jangan dikerumuni, bila sedar beri minuman panas/hangat atau jaher/halia/madu, atau air yang manis.

Pada kes/kasus yang berat tusuk lagi titik, Zusanli (St 36),Shu Gau/Rhe Zhong (Gv 26), He gu (Li 4).

Pencegahan:
·         Usahakan penusukan pada posisi berbaring.
·         Pada Pesakit dalam kondisi lemah atau takut jarum, janganlah menggunakan jarum yang banyak dan manipulasi jangan terlalu berat.
·        Sebelum penusukan pasien  harus diberikan penjelasan kemungkinan yang akan dirasakan atau dialaminya.
·         Sebelum penusukan pasien hendaknya cukup istirehat dan tidak terlampau lapar atau terlampau kenyang.

2.    Jarum patah sehingga pasien merasa lebih nyeri/sakit  dan jarum sulit/susah diputar, ini terlihat dari berubahnya kedudukan ganggang jarum.

Penyebabnya:

·         Teknik penusukan kurang baik, salah atau secara terpaksa.
·         Perubahan posisi pasien setelah penusukan sehingga tertindih atau tertarik urat atau otot sehingga jarum menjadi bengkok.
·         Jarum terkena benturan dari luar.

Tindakan:

·         Kembalikan pasien pada posisi semula.
·         Jarum dicabut perlahan mengikut arah bengkokan , jangan dicabut secara paksa dan tergesa-gesa kerana akan menimbulkan rasa nyeri/sakit  serta jarum boleh jadi patah( jenis jarum generasi kuno).

3.    Jarum Macet sehingga tidak dapat maju atau mundur, tidak dapat berputar kekiri atau kekanan.

Penyebabnya:

·         Jarum terjepit otot yang menegang  kerana pasien terkejut, gugup, tegang atau takut.
·         Jrum terlilit otot kerana terlalu banyak di putar ke satu arah.
·         Jarum terjepit kerana posisi berubah.

Tindakan:

·         Tunggu hingga otot mengendur baru cabut.
·         Jika tetap macet urut secara aliran meridian pada kanan kiri jarum.
·         Perbaiki ke posisi semula jika kerana perubahan posisi.
·    Jarum diputar kearah yang berlawanan jika kerana pemutaran yang berlebihan pada satu arah.

4.    Jarum Patah

Penyebab:
·         Jarum telah berkarat, berlekuk-lekuk, tidak licin dan mulus lagi.
·         Tenaga terlalau kuat ketika menusuk.
·         Pasien berubag posisi atau pengejangan otot pada jarum.

Tindakan: 

·         Hadapi dengan tenang dan jangan merubah posisi pasien. 
       Jika patahan jarum terlihat maka cabut dengan pinset, jika tidak berhasil lakukan pembedahan kecil untuk mengeluarkannya. Bisa juga diberikan tumbukan bawang merah atau putih hingga nantinya ujung patahan akan tersembul disamping mencegah adanya infeksi atau tertanus.

5.    Komplikasi bekas tusukan dengan gejala pasien merasa nyeri atau linu yang hebat pada bekas tusukan, terjadi pendarahan, pembengkakan atau mamar atau pendarahan bawah kulit (haematoma).

Penyebab;
·         Penusukan yang terlalu kuat, kasar dan secara paksa.
·         Penusukan mengenai pembuluh darah.

Tindakan:
Lakukan pengurutan kanan kiri bekas tempat tusukan searah aliran meridian hingga darah berhenti, tekan daerah pendarahan dengan kapas beralkohol 70% hingga darah berhenti.

Semoga perkongsian info ini dapat membantu para terapis akan kaedah-kaedah bagi menghadapi kemungkinan-kemungkinan agar tidak berlakunya fitnah kerana kekurangan ilmu.


No comments:

Post a Comment