Tuesday, February 14, 2012

PANDUAN DOA MENDATANGKAN KEMUDAHAN DAN KEBERKATAN REZEKI.


Rezeki adalah segala bentuk kebaikan, nikmat, dan apapun yang Allah tundukkan bagi hamba-hambanya. Rezeki ada 2 jenis: rezeki yang sifatnya immateri, maknawi, dimana manusia akan merasakan kelazatan ruhiyah, seperti mendapat rezeki berupa cinta Allah dan cinta Rasul, keamanan, kenyamanan, ketenteraman dan keafiatan.

Rezeki yang kedua, adalah rezeki yang bersifat materi. Dimana manusia akan merasakan kepuasan fisik materi seperti berlimpahnya harta, kekayaan, benda dan beragam fasilitas hidup.
Keberkatan memiliki makna: pertama, tumbuh dan betambah, iaitu kelapangan dan keselesaan rezeki yang dirasakan baik dan bersifat immateri maupun materi yang disyariatkan. Kedua, segala hal yang dapat membuat jiwa bahagia, hati menjadi lapang, dan nurani terdalam riang gembira.

10 Tip agar Rezeki berkah.
1.       
1.     1. Beriman kepada Allah.

Sebuah keimanan yang harus terhujam dalam jiwa bahawa Allah saja zat Maha pemberi rezeki pemilik kekuatan absolut,
 

Allah berfirman.

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي اخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَتِ مِنْ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ ءامَنُوا فِي الْحَيَوَةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَمَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الاْءيَتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya, dan benda-benda yang baik lagi halal dari rezeki yang dikurniakan-Nya? Katakanlah: Semuanya untuk orang yang beriman dalam kehidupan dunia; khususnya pada hari Kiamat. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat keterangan Kami satu persatu bagi orang yang mengetahui.(Al-A’raf:32)
 
Allah berfirman,

وَلَوْ انَّ اهْلَ الْقُرَى ءامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَتٍ مِنْ السَّمَاءِ وَالْارْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَاخَذْنَهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 Dan Sekiranya penduduk negeri itu, beriman serta bertakwa, tentulah Kami bukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (Rasul Kami) lalu Kami timpakan mereka dengan azab seksa disebabkan apa yang mereka telah usahakan.(Al-Ar’raf ,92).

“ Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki orang solih.” (HR. Al-Bukhari).
“ Seseorang tidak akan meninggal dunia, sehingga rezekinya disempurnakan. Oleh kerana itu, bertaqwalah kepada Allah. Perbaguslah dalam memohon. Ambillah apa yang Allah Halalkan, tinggalkan apa yang Alah Haramkan.” (HR. Al Baihaqi dan Ibn Majah) .

1.     2Bertaqwalah kepada Allah.

Maksudnya adalah merasa takut kepada Allah dengan sebenar-benarnya dengan mengikut segala perintahnya, menjauhi segala larangannya, dan takut terhadap hari pembahalasan.

Allah berfirman,

 وَلَوْ انَّ اهْل الْقُرَى ءامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَتٍ مِنْ السَّمَاءِ وَالْارْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَاخَذْنَهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 Dan Sekiranya penduduk negeri itu, beriman serta bertakwa, tentulah Kami bukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (Rasul Kami) lalu Kami timpakan mereka dengan azab seksa disebabkan apa yang mereka telah usahakan.(Al-Ar’raf ,92).

Allah berfirman,
 

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan sesiapa berserah diri kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya. Sesungguhnya Allah melakukan perkara yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah menentukan tiap-tiap sesuatu. (Al-Thalaq: 3) .

“Bahawasanya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas. Diantaranya adalah hal-hal yang samar (Subhah), dimana kebanyakkan manusia tidak mengetahuinya, Barang siapa yang menjaga dirinya dari hal-hal agama dan kehormatannya. Barang siapa yang terkena subhah, maka ia telah terkena hal yang haram. (HR. Muslim)

1.      3. Bertawakkal kepada Allah dengan sebaik-baiknya.

Maksudnya adalah, seorang muslim menjalani hidup ditopang dua hal; Maksimal dalam berikthiar dan beriman bahawa pemberi rezeki adalah Allah semata. Allah pula yang menurunkan keberkatan.

“Andaikan kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, nescaya Allah mengurniakan rezeki seperti rezeki yang Allah kurniakan kepada burung, yang berangkat pagi dalam keadaan kosong dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR Imam Ahmad dan At-Tarmizi)

Anas menuturkan, ada seorang pria yang bertanya kepada baginda Rasul tentang untanya. “ Wahai baginda Rasul, apakah saya menbiarkannya tanpa di ikat lalu bertawakkal? “  Rasul menjawab, “ikatlah kemudian bertawakkal.” (HR. Al-Bukhari).

Barang siapa yang keluar rumah dengan membaca “Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada upaya kecuali izin Allah,” Dikatakan kepadanya “Engkau telah diberi hidayah, dijaga, dicukupkan rezeki, dan setan pun menjauhinya.” (HR At-Tarmizi).
 
1.    4.   Iltizam dengan syariat Allah.

Maksudnya adalah menerap hukum-hukum dan prinsip=prinsip syariat islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam mencari dan menafkahkan rezeki.

Allah berfirman,

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُم مَّاء غَدَقًا

Dan bahawa kalaulah mereka itu berjalan di atas jalan (Islam), sudah tentu Kami akan memberi minum mereka dengan air yang melimpah.” (Al-Jinn : 16) 

Allah berfirman,

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

“..kemudian jika datang kepada kamu petunjuk dari-Ku, maka sesiapa yang mengikut petunjuk-Ku nescaya ia tidak akan sesat dan ia tidak akan menderita azab. Dan sesiapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan petunjuk-Ku, maka sesungguhnya adalah baginya kehidupan yang sempit,...(Thaaha: 123-124)

Allah berfirman,

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ

“Dan kalau mereka bersungguh-sungguh menegakkan Taurat dan Injil dan apa yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, nescaya mereka akan makan rezeki (yang mewah) dari atas mereka (langit) dan dari bawah kaki mereka (bumi). Di antara mereka ada sepuak yang adil, dan kebanyakan dari mereka, buruk keji amal perbuatannya.” (Al-Maidah: 66)

Rasul bersabda, “Aku telah meninggalkan dua pusaka, yang kalian tiada akan sesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya: iaitu kitabullah dan sunnah Nabinya.”(HR.Malik)

Dalam riwayat lain, baginda bersabda, “Aku telah meninggalkan pada kalian yang jika kalian berpegang teguh padanya, nescaya kalian setelahku tidak akan pernah tersesat selama-lamanya. Itulah kitabullah dan Sunnah Rasulnya.” (HR Al-Bukhari dan At-Tarmizi

 
5. Optimal Berusaha, Maksimal Berikhtiar.
 
Maksudnya ialah upaya maksimal dimuka bumi dengan kesungguhan dalam berkerja dan mencari rezeki yang halal, dalam rangka mempermudah jalan hidup agar dapat meraih hidup mulia dan optimal beribadah kepada Allah.

Allah berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Dialah yang menjadikan bumi bagimu mudah digunakan, maka berjalanlah di merata penjurunya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah; dan (ingatlah), kepada Allah jualah kamu dibangkitkan hidup semula. (Al-Mulk: 15)

Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ ءامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّلِحَتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

 Sebenarnya orang yang beriman dan beramal salih, sudah tetap Kami tidak akan menghilangkan pahala orang yang berusaha memperbaiki amalnya.(Al-Khafi: 30).

Bersabda baginda, “ Tidak seorang pun memakan makanan yang lebih bari dari makanan yang ia dapatkan dari pekerjaan tangannya sendiri.” (HR, Al Bukhari).

Rasul Bersabda, Salah seorang daripada kalian mencari kayu bakar yang ia pikul denggan bahunya, itu jauh lebih baik daripada salah seorang diantara kalian yang meminta-minta, terlepas apakah ia  diberi atau tidak.” (HR Al-Bukhari)

“Mencari yang halal. Adalah kefarduan setelah kefarduan.” (HR At-Tabrani)

6. Profesional dalam Berusaha.
 
Tindakan profesionalisme di firmankan Allah sebagai berikut:
Allah berfirman,
إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

“Kami tidak akan menghilangkan pahala orang yang berusaha memperbaiki amalnya.” (Al-Khahfi: 30)

Allah berfirman,

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

”Dan Dialah yang memudahkan laut, supaya kamu dapat makan daripadanya daging yang segar, dan dikeluarkan daripadanya perhiasan untuk kamu memakainya; dan kamu lihat kapal-kapal belayar padanya; agar kamu dapat mencari rezeki dari limpah kurnia-Nya; dan supaya kamu bersyukur.” (An-Nahli: 14)

Allah berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

”Dialah yang menjadikan bumi bagimu mudah digunakan, maka berjalanlah di merata penjurunya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah; dan (ingatlah), kepada Allah jualah kamu dibangkitkan hidup semula”.(Al-Mulk:15)

"Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kalian yang jika mengerjakan sesuatu pekerjaan. Ia lakukan dengan profesional."( HR. Al Bukhari).
 
7. Menunaikan hak-hak yang harus dikeluarkan sesuai tuntutan syariat.

 
Maksudnya adalah setiap muslim berkewajipan mengeluarkan hak-hak atas harta yang telah Allah wajibkan untuk dikeluarkan. Diantaranya dengan zakat , sedekah, fidyah, korban, dan kegiatan lain yang dianjurkan.

Allah berfirman,

خُذْ مِنْ أَمْوَلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَوتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah (sebahagian) dari harta mereka menjadi sedekah, supaya dengannya engkau membersihkan mereka dan mensucikan mereka dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya doamu itu menjadi ketenteraman bagi mereka. Dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103)

Allah berfirman,

وَمَا آتَيْتُم مِّن رِّبًا لِّيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِندَ اللَّهِ وَمَا آتَيْتُم مِّن زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

Dan sesuatu pemberian yang kamu berikan, supaya bertambah kembangnya dalam pusingan harta manusia maka ia tidak sekali-kali akan kembang di sisi Allah. Dan sebaliknya sesuatu pemberian sedekah yang kamu berikan dengan tujuan mengharapkan keredhaan Allah semata-mata, maka mereka yang melakukannya itulah orang yang beroleh pahala berganda-ganda.”(Ar-Ruum:39)

“Baginda bersabda, Tiga perkara yang aku bersumpah keatasnya .1. Tidak berkurang harta kerana bersedekah. 2. Tidaklah seorang hamba ditimpa kezaliman yang takut, melainkan Allah akan menambah Izzah dirinya.. 3. Tidaklah seorang hamba membuka pintu permintaan, melainkan akan membukakan baginya pintu kefakiran,” (HR. Ahmad).

8. Memperbanyakkan Silaturahim.

Allah Berfirman,

وَالَّذِينَ ءامَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَهَدُوا مَعَكُمْ فَأُوْلَئِكَ مِنْكُمْ وَأُوْلُوا الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَبِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
  
“Dan orang yang beriman sesudah itu, kemudian mereka berhijrah dan berjihad bersama-sama kamu, maka adalah mereka dari golongan kamu. Dalam pada itu, orang yang mempunyai pertalian kerabat, setengahnya lebih berhak atas setengahnya yang lain menurut Kitab Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu”.(Al-Anfaal:75)

Allah berfirman,

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

 “Maka adakah jika kamu berkuasa, kamu akan melakukan kerosakan di bumi, dan memutuskan hubungan silatur-rahim dengan kaum kerabat?” (Muhammad:22)

Rasul bersabda, ” Barang siapa yang ingin dilapangkan rezeki dan ingin dikenang setelah ajalnya, maka sambungkanlah silaturahim” (HR Al-Bukhari)

Seorang arab Badwi bertanya kepada baginda Rasul, “Kabarkan kepadaku sesuatu yang dapat mendekatkan aku ke syurga dan menjauhkan aku ke neraka.”

Rasulllah menjawab “ Menyembah Allah, tidak menyekutukannya dengan sesuatu, mendirikan solat, membayar zakat, dan meyambungkan silaturahim,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
 
9. Berinfak Fi sabilillah

 
Maksudnya ialah segala hal yang dikorbankan sesaorang muslim, demi menjadikan agama allah sebagai agama tertinggi dan menjadikan isme-isme dan propaganda kafir terhina. Bertindak adalah salah satu media yang disyariatkan untuk berjihad.

Allah Berfirman,

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

..”dan apa sahaja yang kamu dermakan maka Allah akan menggantikannya, dan Dialah jua sebaik-baik Pemberi rezeki.” (Saba: 39)

Allah Berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ امْوَلَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ انْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَسِعٌ عَلِيمٌ

“Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah) Allah akan melipat-gandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi meliputi ilmu pengetahuanNya.”(Al-Baqarah: 261)

“Barang siapa menginfakkan satu nafkah fi sabililah, dicatatkan 700 kali lipat.”(HR At-Tarmizi).

10. Bersyukur kepada Allah atas sala nikmatnya.

Implementasi syukur adalah dengan menyanjung, memuji, dan berterima kasih atas limpahan nikmat, baik yang nampak maupun tersembunyi. Syukur membuat kenikmatan langgeng. 

Allah berfirman,

ْوَاذْ تَاذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَازِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ انَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memberitahu: Sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azab-Ku amatlah keras.” (Ibrahim: 7)

Allah berfirman,

 وَلَقَدْ مَكَّنَّكُمْ فِي الْارْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَيِشَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

 “Dan sesungguhnya Kami telah menetapkan kamu di bumi, dan Kami jadikan untuk kamu padanya penghiupan, tetapi amatlah sedikit kamu bersyukur. ” (Al-Araaf:10)

Rasul bersabda, ´Sesungguhnya Allah redho terhadap hambanya yang memakan makanan, kemudian bertahmid kepada Allah atas makanan yang ia makan. Begitu pula ketika ia minum, saat ia bertahmid kepadanya atas minumannya.”(HR Muslim).

Info di petik daripada " MUSHAF AL-BURHAN" EDISI 17 IN ONE. SEMOGA DI PERPANJANGKAN ILMU ALLAH INI MELALUI INFO,  UNTUK PENGUNJUNG BLOG SAYA..

 
 

No comments:

Post a Comment