Friday, January 21, 2011

Zat pada Ludah Manusia Dapat Percepat Penyembuhan Luka


Para peneliti Belanda telah mengidentifikasi satu zat di dalam air ludah manusia yang mempercepat penyembuhan luka, demikian laporan mereka yang disiarkan Rabu di The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB).

Tim peneliti tersebut mendapati bahwa "histatin", protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggung-jawab atas penyembuhan luka.

Penelitian itu mungkin menawarkan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena zat tersebut dapat diproduksi secara massal, zat tersebut memiliki potensi untuk menjadi sama umumnya dengan krim antibiotik dan alkohol gosok.

"Kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar," kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut, seperti dukutip Xinhua.
"Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka," kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal.

"Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai satu sumber bagi obat baru."


MUTIARA TIB AN-NABAWI

BARANG SIAPA INGIN SIHAT JASMANI MAKA SEDIKITKAN MAKAN DAN MINUM.
BARANG SIAPA INGIN SIHAT ROHANI (JIWA) MAKA TINGGALKANLAH PERBUATAN DOSA

TSABIT BIN QURRAH BERKATA
KETENANGAN JASMANI TERLETAK PADA MAKAN YANG SEDIKIT.
KETENANGAN JIWA TERLETAK PADA SEDIKITNYA BERBUAT DOSA.
KETENANGAN LISAN TERLETAK KEPADA SEDIKITNYA BERBICARA.
 
MUTIARA KATA TIB AN-NABAWI
PERBUATAN DOSA MERUPAKAN RACUN BAGI HATI YANG DAPAT MEMBINASAKAN JIWA ATAU PALING TIDAK MELEMAHKAN KEKUATANYA. JIKA HATI TELAH LEMAH, MAKA  IA TIDAK SANGGUP LAGI MENJADI BENTENG UNTUK MENOLAK PENYAKIT.
 
 ABDULLAH BIN MUBARAK FAKAR SAKIT JIWA BERPUISI
KU LIHAT DOSA-DOSA ITU MEMATIKAN HATI
MENGEKALKANNYA MENGAKIBATKAN KEHINAAN DIRI
MENINGGALKAN DOSA, MENGHIDUPKAN HATI
MEMELIHARA HATI, KEBAIKAN PASTI
 

Monday, January 17, 2011

JIWA MANUSIA DAPAT DIDIDIK.


Imam Al-Ghazali termasuk orang yang mempunyai keyakinan bahawa jiwa manusia itu dapat dilatih, dididik, dikuasai, diubah kepada mempunyai akhlak yang mulia dan terpuji. Tiap sifat itu tumbuh dari hati manusia dan melahirkan perbuatannya kepada anggota. Sebaliknya tiap gerak anggota badan ada hubunganya dengan jiwa manusia.

Al-Ghazali berkesimpulan bahawa mendidik budi perkerti sesaorang itu bukan perkara mustahil, oleh sebab itulah Rasullulah saw pernah berpesan “Perbaikilah akhlak atau kelakuan,” atau “Aku diutuskan ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak,” Sabda Rasullulah itu menunjukkan bahawa jiwa manusia itu memang boleh dididik. Kalau tidak tentu tidak berguna perintah yang menyuruh memberi nasihat yang baik, pengajaran yang baik, dan diperintahkan supaya mengerjakan yang maaruf dan mencegah yang mungkar kepada manusia.

Sedang binatang buas dapat dijinakkan, apakah lagi manusia tentu dapat dididik dari yang jahat menjadi manusia yang baik, berbudi pekerti yang luhur dan lemah lembut.

MEMAHAMI MODEL MANUSIA

            Berdasarkan kepada kebiasaan manusia itu maka Al-Ghazali menggolongkan manusia itu kepada 4 golongan.

1.     Manusia yang bodoh, yang tidak dapat membezakan antara yang benar dengan yang salah, antara yang indah dengan yang buruk. Manusia jenis ini termasuk golongan orang yang mudah di ubah kebiasaan atau perangainya. Ia hanya memerlukan seorang guru untuk membimbingnya. 

2.     Manusia yang mengetahui akan keburukan  sesuatu yang buruk tetapi tidak membiasakan diri mengerjakan yang baik. Bahkan yang buruk itu dikerjakan  kerana menurut hawa nafsunya semata. Mengubah kebiasaan atau keperibadian seorang jenis ini lebih sukar. Untuk memperbaikinya haruslah menghilangkan terlebih dahulu kebiasaan jahatnya itu kemudian membiasakan diri kepada kepada kebaikan.

3.     Manusia yang telah punya keyakinan bahawa yang buruk itu baik dan indah baginya. Manusia seperti ini tidak dapat diperbaiki, kecuali hanya sedikit sahaja Sebab kerosakan budi pekerti telah jauh tersesat.

4.     Manusia yang telah berkeyakinan bahawa melakukan kejahatan itu merupakan kelebihan dan merasa bangga bila mengerjakannya. Memperbaiki dolongan semacam ini sama dengan memutihkan yang hitam.

USAHA MENDIDIK DIRI SENDIRI

            Usaha untuk memperbaiki diri ini yang utama sekali adalah hendaklah kita banyak melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri. Kemudian insaf dengan kesalahan yang telah yang telah kita lakukan. Untuk mengenal diri ada 4 cara, iaitu:

1.     Manusia yanag hendak memperbaiki dirinya itu hendaklah bergaul dengan seorang guru yang dapat melihat kekurangannya. Kemudian dapat menerangkan apa kesalahan-kesalahannya dan menuruti nasihat serta berusaha bersungguh-sungguh untuk mengadakan perubahan.

2.     Mencari seorang teman yang benar-benar jujur yang dapat mengawasi segala tindaklaku kita. Kemudian sahabat itu mahu menegur dan menasihati setiap akhlak yang buruk dan perbuatan yang keji dengan berterus terang membuka kesalahan zahir dan batin.

3.     Mendengar dan melihat kekurangan-kekurangan diri kita melalui perkataan musuh-musuh kita. Kerana musuh kita akan menyebut secara terus terang segala kejahatan kita tersebut. Kadang kala apa yang disebutkan oleh musuh tentang keburukan kita itu lebih bermanafaat dari ucapan seorang teman yang suka menyembunyikan kekurangan-kekurangan kita sendiri.

4.     Dengan memperbanyakkan bergaul dengan manusia dan mengawasi sifat-sifat yang tercela pada mereka, kemudian mengambil pelajaran atau iktibar untuk memperbaiki diri kita sendiri.

USAHA MENDIDIK DIRI SENDIRI

            Usaha untuk memperbaiki diri ini yang utama sekali adalah hendaklah kita banyak melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri. Kemudian insaf dengan kesalahan yang telah yang telah kita lakukan. Untuk mengenal diri ada 4 cara, iaitu:

1.     Manusia yanag hendak memperbaiki dirinya itu hendaklah bergauldengan seorang guru yang dapat melihat kekurangannya. Kemudian dapat menerangkan apa kesalahan-kesalahannya dan menuruti nasihat derta berusaha bersungguh-sungguh untuk mengadakan perubahan.

2.     Mencari seorang teman yang benar-benar jujur yang dapat mengawasi segala tindaklaku kita. Kemudian sahabat itu mahu menegur dan menasihati setiap akhlak yang buruk dan perbuatan yang keji dengan berterus terang membuka kesalahan zahir dan batin.

3.     Mendengar dan melihat kekurangan-kekurangan diri kita melalui perkataan musuh-musuh kita. Kerana musuh kita akan menyebut secara terus terang segala kejahatan kita tersebut. Kadang kala apa yang disebutkan oleh musuh tentang keburukan kita itu lebih bermanafaat dari ucapan seorang teman yang suka menyembunyikan kekurangan-kekurangan kita sendiri.

4.     Dengan memperbanyakkan bergaul dengan manusia dan mengawasi sifat-sifat yang tercela pada mereka, kemudian mengambil pelajaran atau iktibar untuk memperbaiki diri kita sendiri.

HASAD

            Hasad ertinya membenci nikmat Allah yang dianugerahkan kepada orang lain, dengan harapan agar nikmat orang lainitu musnah. Hasad iu merupakan salah satu penyakit jiwa yang keji, Nabi pun pernah bersabda bahawa “Hasad itu memakan segala kebajikan sebagaimana api memakan segala kayu bakar,” Oleh sebab itu tidak ada penyakit jiwa lebih merbahaya daripada hasad ini.

            Sebelum oranag yang hasad ini mencapai maksudnya, ia terlebih dahulu telah membinasakan dirinya dengan lima akibat: menderitakan dengan perasaan dukacita yang berlarut-larut. Menderita kecelakaan yang tidak dapat ditolong . Memperoleh kemurkaan dari Allah swt. Ditutp pintu hidayah. Tertutup pintu taufik dari Allah.

Hasan Basri berkata:” Wahai anak Adam jangan engkau hasad atau dengki terhadap saudaramu disebabkan ia beroleh kemuliaan daripada Allah, maka tidaklah layak engkau dengki terhadap orang yang telah dimulia oleh Allah itu. Sebaliknya jika ia memperolehi sesuatu bukan dari Allah, apakah layak engkau  dengki atau irihati terhadap orang yanag akan pergi ke Neraka?

Menurut ahli sufi,”Sesaorang yang mempunyai 3 macam sifat  tidak akan diperkenankan doanya. Pertama, ia suka memakan makanan yang haram, kedua, banyak mengumpat orang lain, dan ketiga, tersimpan walaupun sedikit sifat hasad atau dengki dalam hatinya  terhadap orang lain.”

Al-Ghazali mengatakan bahawa hasad ini haram hukumnya,iaitu hasad yang mempunyai tujuan menghilangkan satu nikmat pada diri orang lain. Kemudian dengan mengharapkan datang kecelakaan kepada orang yang didengkinya itu. Sedangkan keinginan agar memperolehi nkmat orang lain dengan tidak membinasakannya, menurut Al-Ghazali tidak haram.

DENGKI

            Dengki iaitu sifat yang membuahkan pemusuhan, kebencian dapat memutuskan silaturahim. Sifat ini paling uruk dan tercela. Menurut Rasullulah saw. Besar sekali dosanya. Sebab orang seperti ini telah termasuk kedalam golongan orang yan memisahkan dirinya dari orang-orang muslim, serta membuka aib dan rahsia sesama saudaranya. Tiada lain tempatnya melainkan api neraka.

TAKBUR

            Takbur ertinya membesarkan diri dihadapan orang lain. Penyakit jiwa ini dapat membawa orang masuk kedalam api neraka. Nabi pernah bersabda: “Tidak akan masuk syurga sesaorang yang dalam hatinya ada takbur mestipun sebiji zarah,”

            Orang yang takbur iu sama darjatnya dengan iblis, yang juga takbur ketika suruh sujud kepada Adam. Oleh sebab itu banyak sekali ayat-ayat al-Quran memperingatkan manusia jangan bersifat takbur, kerana oranga takabur ini tempatnya kedalam api neraka.

            Nabi Muhamad saw pernah bersabda bahawa orang-orang yang takbur itu berkumpulan pada hari kiamat bagai kumpulan semut, yang akan dipijak oleh oang ramai kerana sangat hinanya. Didalam Kitab “Hidayatus Salikin” Karangan Syed Abdus Samad, Palembang, bahawa yang dikatakan takbur itu ialah sifat sesaorang merasakan dirinya lebih tinggi, leih besar, lebih mulia daripada orang lain. Kesombongan ini nampak dengan jelas pada tingkat lakunya dan perkataan-perkataan yang diucapkanya, bahawa orang lain itu buruk dan dialah yang baik dan tinggi dalam segala perkara.